Rabu, 08 November 2017

UTS KEWIRAUSAHAAN ( Laporan Analisis Stand Bunga Luwes H. Akhiyar )



Pak Akhiyar ingin membuka bisnis pupuk dan berproduksi sendiri berawal dari kebutuhan lingkungan sekitar. Di Jalan Bukit Berbunga No. 89, Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Sebelum tahun 2000, daerah tersebut penuh dengan perkebunan. Pak Akhiyar pun memanfaatkan peluang dengan menjual sekam yang bagus untuk tanaman. Setelah itu beliau juga memproduksi dan menjual pupuk organik. Pupuk tersebut berasal dari kulit buah, daum dan kotoran hewan –seperti cacing, gajah, bahkan kambing.
Dikarenakan pupuk yang dibuat pak Akhiyar berasal dari kulit buah dan daun maka beliau juga membuat tanaman. Tanaman itu akan dimanfaatkan limbah organiknya untuk pembuatan pupuk. Stand Bunga Luwes memakai bahan pupuk organik dari limbah. Usaha pak Haji Akhiyar siap melayani pelanggannya setiap hari dari jam 07.00-17.00.

Sejarah berdirinya Stand Bunga Luwes H. Akhiyar
Stand Bunga Luwes ini menyediakan berbagai bunga rias, bibit sayur dan salah satunya menyediakan pupuk organik, stand ini berdiri sejak tahun 2000. Awalnya pak Akhiyar sering konsultasi dengan temen-temenya untuk pembuatan pupuk organik ini, mulai bahan yang digunakan mengandung apa dan bagaimana nanti hasilnya, pak Akhiyar saat itu ber-patner dengan salah satu temannya yang kuliah di Universitas Brawijaya jurusan pertanian dan akhirnya pak Akhiyar berani mencoba untuk membuat pupuk sendiri. Pak Akhiyar membeli sejirigen air liur kuda dengan seharga Rp 20.000 yang dibeli dari temannya untuk pembuatan pupuk cair.
Pada saat itu  pak Akhiyar akhirnya mendirikan stand sendiri di depan hotel Grand City. Saat ini beliau memiliki 3 karyawan yang memiliki tugas berbada satu sama lain, ada yang membuat pupuk dan ada pula yang bagian penjualan. Usaha beliau telah menjalin kerja sama dengan Universitas ternama seperti Institus Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Muhammadiyah (UMM). Selain itu juga ada Toko Trubus yang telah lama menjalin kerja sama dengan pak Akhiyar. Pemasaran pupuk organik ini telah mencapai luar Jawa yaitu Bali dan Kalimantan.
           
Bahan-Bahan dan Proses Pembuatan Pupuk Organik
            Seperti halnya dalam bahan-bahan pembuatan pupuk organik, pupuk organic buatan bapak Hj. Akhiyar ini sama sekali tidak menggunakan bahan kimia dalam pembuatannya. Dalam pembuatannya, beliau mencampurkan bahan-bahan sebagai berikut:
·                Tanah hutan/ Humus                
·                Abu gula
·                Biji randu
·                Sekam/ dedak kasar
·                Pikobit
·                Batok kelapa
·                Kotoran kambing
·                Pakis halus
·                Pasir hitam
·                Sekam bakar/ abu dedak kasar
Dalam pembuatan pupuk organik milik Hj. Akhiyar ini cukup unik, saat kami temui seorang pegawai bapak Hj. Akhiyar yang sedang memasukkan pupuk kedalam kemasan siap jual dalam proses fermentasi, pegawainya tersebut menjelaskan bahan-bahan pupuk diatas tidak dicampur seperti halnya pembuatan pupuk pada umumnya. Namun semua bahan-bahan pembuatan tersebut hanyaa ditumpuk atau ditimbun secara berurutan dan tanpa penyekat, jadi bahan-bahan tadi akan mengalami proses fermentasi secara sempurna terlebih dahulu sebelum dicampurkan. Proses penumpukan bahan-bahan ini dilakukan selama sekitar satu minggu. Kemudian setelah proses fermentasi barulah bahan-bahan tadi dicampurkan dan langsung dimasukkan kedalam kemasan berisi 5 kg dan kantung besar untuk pengiriman ke luar pulau. Salah satu pegawai bapak Hj. Akhiyar mengatakan alasan mengapa bahan-bahan pupuk tidak langsung dicampur dalam proses fermentasi adalah agar proses fermentasi yang akan mengeluarkan zat-zat gas tidak terbuang, karena apabila dicampur langsung maka selama satu minggu tersebut akan menghilangkan zat-zat gas yang terkandung didalam bahan-bahan pupuk.
Kami juga menanyakan bagaimana proses mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk organik ini. Bapak pegawainya tersebut menjelaskan, beberapa bahan ada yang mencari langsung ke hutan dan ada yang diantarkan oleh beberapa masyarakat. Seperti halnya tanah hutan dan pasir hitam, para pegawai harus mengambil langsung dari hutan. Sedangkan untuk bahan lainnya beberapa masyarakat menampungnya atau membelinya dari masyarakat yang datang mengantarkan seperti kotoran kambing dari peternak kambing sekitar tempat produksi dan beberapa bahan lainnya.

Omset  (Pendapatan )
Pak Akhiyar menjelaskan bahwa untuk omset bersih yang didapatkan saat ini mencapai  kurang lebih 3-4 juta per bulan. Sebelumnya beliau tidak mendapatkan omset sebesar itu, namun karena kegigihan beliau secara bertahap omset mulai meningkat mulai dari 30 ribu pe rbulan hingga 4 juta. Beliau gigih mengikuti pelatihan-pelatihan pertanian dan membuat strategi dengan pemanfaatan ilmu yang didapat.

Dari omset yang didapatkan , bukan hanya menjual pupuk tetapi di sambil menjual tanaman yang sedang laris di pasar dan juga pot-pot bunga yang memiliki model unik. Untuk bunga dihargai mulai dari 10.000 hingga 100.000 sedangkan untuk pot memliki harga 27.000 dan untuk pupuk sendiri memiliki harga 5000/ 5 kg. Dari usaha memproduksi pupuk dan juga tanaman Pak Akhiyar bisa menunaikan Haji bersama istrinya . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEREKONOMIAN INDONESIA

 SOSIALISASI EKONOMI ISLAM Pada hari sabtu 9 desember 2017 kami kelompok 9 mengadakan sosialisasi tentang ekonomi islam dan s...