Pak Akhiyar ingin membuka
bisnis pupuk dan berproduksi sendiri berawal dari kebutuhan lingkungan sekitar.
Di Jalan Bukit Berbunga No. 89, Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Sebelum
tahun 2000, daerah tersebut penuh dengan perkebunan. Pak Akhiyar pun
memanfaatkan peluang dengan menjual sekam yang bagus untuk tanaman. Setelah itu
beliau juga memproduksi dan menjual pupuk organik. Pupuk tersebut berasal dari
kulit buah, daum dan kotoran hewan –seperti cacing, gajah, bahkan kambing.
Dikarenakan pupuk yang
dibuat pak Akhiyar berasal dari kulit buah dan daun maka beliau juga membuat
tanaman. Tanaman itu akan dimanfaatkan limbah organiknya untuk pembuatan pupuk.
Stand Bunga Luwes memakai bahan pupuk organik dari limbah. Usaha pak Haji
Akhiyar siap melayani pelanggannya setiap hari dari jam 07.00-17.00.
Sejarah berdirinya Stand Bunga Luwes H. Akhiyar
Stand
Bunga Luwes ini menyediakan berbagai bunga rias, bibit sayur dan salah satunya
menyediakan pupuk organik, stand ini berdiri sejak tahun 2000. Awalnya pak Akhiyar
sering konsultasi
dengan temen-temenya untuk pembuatan pupuk organik ini, mulai bahan yang
digunakan mengandung apa dan bagaimana nanti hasilnya, pak Akhiyar saat itu ber-patner
dengan salah satu temannya
yang kuliah di Universitas
Brawijaya jurusan pertanian dan akhirnya pak Akhiyar berani mencoba untuk membuat pupuk sendiri. Pak Akhiyar
membeli sejirigen air liur
kuda dengan seharga Rp 20.000
yang dibeli dari temannya untuk pembuatan pupuk cair.
Pada
saat itu pak Akhiyar akhirnya mendirikan
stand sendiri di depan hotel Grand City. Saat ini
beliau memiliki
3 karyawan
yang memiliki tugas berbada
satu sama lain, ada yang membuat pupuk dan ada pula yang
bagian penjualan. Usaha beliau telah menjalin kerja sama dengan
Universitas ternama seperti Institus Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas
Muhammadiyah (UMM). Selain itu juga ada Toko Trubus yang telah lama menjalin
kerja sama dengan pak Akhiyar. Pemasaran pupuk organik ini telah mencapai luar
Jawa yaitu Bali dan Kalimantan.
Bahan-Bahan
dan Proses Pembuatan Pupuk Organik
Seperti halnya dalam bahan-bahan
pembuatan pupuk organik, pupuk organic buatan bapak Hj. Akhiyar ini sama sekali
tidak menggunakan bahan kimia dalam pembuatannya. Dalam pembuatannya, beliau
mencampurkan bahan-bahan sebagai berikut:
·
Tanah hutan/ Humus
·
Abu gula
·
Biji randu
·
Sekam/ dedak kasar
·
Pikobit
·
Batok kelapa
·
Kotoran kambing
·
Pakis halus
·
Pasir hitam
·
Sekam bakar/ abu dedak
kasar
Dalam
pembuatan pupuk organik milik Hj. Akhiyar ini cukup unik, saat kami temui
seorang pegawai bapak Hj. Akhiyar yang sedang memasukkan pupuk kedalam kemasan
siap jual dalam proses fermentasi, pegawainya
tersebut menjelaskan bahan-bahan pupuk diatas tidak dicampur seperti halnya
pembuatan pupuk pada umumnya. Namun semua
bahan-bahan pembuatan tersebut hanyaa ditumpuk atau ditimbun secara berurutan
dan tanpa penyekat, jadi bahan-bahan tadi akan mengalami proses fermentasi
secara sempurna terlebih dahulu sebelum dicampurkan. Proses penumpukan
bahan-bahan ini dilakukan selama sekitar satu minggu. Kemudian setelah proses
fermentasi barulah bahan-bahan tadi dicampurkan dan langsung dimasukkan kedalam
kemasan berisi 5 kg
dan kantung besar untuk pengiriman ke luar pulau. Salah satu pegawai bapak Hj.
Akhiyar mengatakan alasan mengapa bahan-bahan pupuk tidak langsung dicampur
dalam proses fermentasi adalah agar proses fermentasi yang akan mengeluarkan
zat-zat gas tidak terbuang, karena apabila dicampur langsung maka selama satu
minggu tersebut akan menghilangkan zat-zat gas yang terkandung didalam
bahan-bahan pupuk.
Kami
juga menanyakan bagaimana proses mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan pupuk organik ini. Bapak pegawainya tersebut menjelaskan, beberapa
bahan ada yang mencari langsung ke hutan dan ada yang diantarkan oleh beberapa
masyarakat. Seperti halnya tanah hutan dan pasir hitam, para pegawai harus
mengambil langsung dari hutan. Sedangkan untuk bahan lainnya beberapa
masyarakat menampungnya atau membelinya dari masyarakat yang datang
mengantarkan seperti kotoran kambing dari peternak kambing sekitar tempat
produksi dan beberapa bahan lainnya.
Omset (Pendapatan )
Pak
Akhiyar menjelaskan bahwa untuk omset bersih yang didapatkan saat ini mencapai kurang lebih 3-4 juta per bulan. Sebelumnya beliau tidak mendapatkan omset
sebesar itu, namun karena kegigihan
beliau secara bertahap omset
mulai meningkat mulai dari 30 ribu pe rbulan hingga 4 juta. Beliau gigih mengikuti pelatihan-pelatihan pertanian dan membuat
strategi dengan pemanfaatan ilmu yang didapat.
Dari
omset yang didapatkan , bukan hanya menjual pupuk tetapi di sambil menjual
tanaman yang sedang laris di pasar
dan juga pot-pot
bunga yang memiliki model unik.
Untuk bunga dihargai mulai dari 10.000
hingga 100.000 sedangkan untuk pot memliki harga 27.000 dan untuk pupuk sendiri
memiliki harga 5000/ 5 kg. Dari usaha memproduksi pupuk dan
juga tanaman Pak Akhiyar bisa menunaikan Haji bersama istrinya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar