Teori
klasik pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Setiap negara
berupaya keras melaksanakan pembangunan. Kemajuan ekonomi merupakan
komponenyang penting, tetapi bukan satu-satunya komponen. Pembangunan
bukan semata-mata gejala ekonomi yang dijelaskan oleh bab
1.dalam pengertian yang sesunguhnya, pembangunan harus mencakup lebih dari
sekedar aspek kebendan dan keuangan dalam kehidupan manusia, pembangunan
meniscayakan perluasan kebebasan manusia. Oleh karena itu, pembangunan
seyogianya dipandang sebagai proses multidimensi yang mencakup reorganisasi dan
reorentasi seluruh sistem ekonomi dan sosial. Selain untuk meningkatkan
pendapatan dan output (keluaran), pembangunan umumnya mengharuskan adanya
perubahan radikal dalam struktur lembaga, sosial, dan administrasi, mencakup
juga sikap, kebiasaan, dan kepercayaan. Akhirnya, meskipun pembangunan selalu
didefinisikan dalam konteks nasional, pelaksanaanya yang lebih luas akan
mengharuskan adanya perubahan perekonomian global dan sistem sosial.
teori-teori
klasik pembangunan ekonomi menggunakan empat pendekatan
Literatur
klasik paska perang dunia II dalam pembangunan ekonomi telah didominasi oleh
empat alirah pemikiran utama yang saling bersaing: (1) model tahapan pertumbuhn
linear (linear-stages-of –growth model), (2) teori dan pola perubahan
struktural (theories and patterns of structural change), (3) revolusi
ketergantungan-internasional (international-dependence revolution), dan (4)
kontrarevolusi pasar bebas neoklasik (neoklasical, free-market
counterrevolution). Beberapa tahun belakangan ini, telah muncul pendekatan
eklektik (eklectic approach) dengan menggabungkan yang terbaik dari semua teori
klasik.
pembangunan
sebagai pertumbuhan dan teori tahapan linear
Ketika perhatian terhadap negara-negara miskin di dunia
mulai benar-benar tampak mewujud semoderntelah berakhirnya perang dunia II,
para ekonom di negar-negara maju benar-benar terkejut. Mereka tidak memiliki
model konseptual yang langsung bersedia untuk menganalisis proses pertumbuhan
ekonomi di kebanyakan masyarakat agraris yang tidak memiliki struktur
perekonomian modern.namun mereka mimiliki pengalaman dari marshall plan yang
waktu itu baru dilaksanakan, di mana bantuan keuangan dan teknis dari AS dalam
jumlah besar memungkinkan negara-negara Eropa yang porak poranda karena perang
untuk kembali membangun dan memodernisasi perekonomian mereka dalam hitungan
tahun. Selain itu, bukankah semua negara industri modern sebelumnya juga adalah
kumpulan masyarakat agraris yang terbelakang? Tentunya pengalaman sejarah
mereka dalam mengubah perekonomian mereka dari masyarakat subsisten pertanian
miskin menjadi raksasa industri modern dapat menjadi pelajaran penting bagi
negara-negara “terbelakang” di asia, Afrika dan Amerika latin. Logika dan
kesederhanaan dari dua aliran pemikiran ini kegunaaan bantuan modal besar-besaran
dan pengalaman sejarah negara-negara yang sekarang maju terlalu menarik untuk
disangkal oleh para ilmuan, politisi, dan pemerintah negara-negara kaya ; bagi
mereka, orang-orang dan cara hidup di negara berkembang tidak lebih dari
sekedar statistik pada arti penting akselerasi akumulasi modal, pendekatan ini
sering diacu sebagai” fundamentalisme modal “ (capital fundamentalisme).
Model
Pertumbuhan Harrod-Domar
Setiap perekonomian harus menabung bagian tertentu dari
pendapatanya, untuk sekedar menganti barang-barang modal yang habis atau rusak
(gedung, peralatan dan bahan-bahan). Akan tetapi, untuk bisa tumbuh diperlukan
adanya investasi yang merupakan tambahan neto ke dalam persediaaan modal. Jika
kita mengansumsikan adanya hubungan ekonomi langsung antara jumlah total
persediaan modal, K, dan total GDP,Y, misalnya, jika $3 dari modal selamanya
diperlukan untuk menghasilkan tambahan GDP tahunan sebesar $1- berarti setiap
tambahan neto pada persediaan modal dalam bentuk investasi baru akan menghasilkan
kenaikan dalam arus output nasional (national output). GDP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar